BREAKING NEWS

Pendidikan Manusia: Refleksi Hari Pendidikan Nasional


 DPDIMMJATIM - Pendidikan merupakan tempat pembentukan dan pembebasan manusia agar menjadi makhluk yang unggul dan berguna bagi semua makhluk, menjadi solusi bagi permasalahan masyarakat, dan menjadi pembebas manusia dari jeratan penindasan, kebodohan, dan kemunduran. 

Ki Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa “Pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”. Kalau menurut Plato, bahwa “Pendidikan itu ialah membantu perkembangan jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan.” lalu konsep pendidikan menurut K.H. Ahmad Dahlan ialah bahwa tujuan pendidikan itu untuk pembentukan kepribadian serta menjadikan manusia yang unggul.

Pendidikan manusia berarti cara membentuk,  mengarahkan, dan mengajarkan agar menjadi manusia seutuhnya. Ajaran Islam memandang manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dan mulia, dengan tugas utama sebagai hamba yang beribadah kepada-Nya dan khalifah di bumi.

 Nurcholish Madjid menekankan konsep manusia sebagai "al-Insan", makhluk Tuhan yang paling mulia dan sempurna, yang dikaruniai akal dan ditugaskan sebagai khalifah di bumi. Maka sebagaimana Alquran Surat Albaqarah ayat 30, bahwa manusia ialah khalifah fill ard yang menjaga ajaran keseimbangan, menegakkan keseimbangan dengan adil, dan tidak mengurangi keseimbangan sebagaimana Alquran Surat Ar Rahman.

Dapat ditarik benang merahnya bahwa pendidikan berarti haruslah mendidik manusia agar menjadi seperti takdir penciptaan yang telah ditetapkan oleh Allah dari awal. "Konsep pendidikan manusia" menjadi paradigma akan jalannya kurikulum dan sistematikanya. 

Haruslah dipahami dan diimplementasikan melalui kebijakan, aturan, sistem pengajaran, lembaga, bahkan sampai tingkatan proses pembelajaran.

Manusia yang dibentuk akan menjadi manusia yang otentik sebagaimana yang telah ditakdirkan sedari awal. Ia menyadari sebagai makhluk, hamba, dan khalifah Allah. Sehingga perilaku dan orientasinya di dalam kehidupan akan selaras dengan fitrah Illahiyah dan menciptakan Rahmatan lil Alamin.

Manusia yang seimbang adalah manusia yang memahami bahwa ia tidak hanya makhluk individu, namun juga mahkluk sosial, makhluk spiritual, hingga makhluk peradaban. Ia tidak hanya memiliki raga, namun juga jiwa, dan ruh. Makhluk yang tidak hanya memiliki naluri, namun juga akal, perasaan,  dan nurani. Pendidikan diharapkan mampu memberikan pengajaran dan merangkul secara holistik bagian dari semua unsur "manusia".

Maka saat konsep pendidikan manusia telah diterapkan, tiada lagi yang namanya penindasan, ketidakadilan, kejumudan, keterasingan, bahkan kemunduran. Pendidikan laksana cahaya yang menerangi kegelapan, petunjuk arah, bahkan sebagai pembebas dari labirin dehumanisasi.

Hari pendidikan nasional dapat kita jadikan refreksi bersama akan pentingnya pendidikan manusia. Jadikan ia paradigma dalam kurikulum pendidikan, sistem perkaderan organisasi, pendidikan politik, bahkan kebijakan tentang kemasyarakatan. Pendidikan harus mampu membentuk manusia seutuhnya, manusia yang menjaga keseimbangan alam, penegak ajaran Allah, dan menjadi pemakmur kehidupan di dunia.***


Penulis: Moch. Muzaki 

Jabatan: Guru Muhammadiyah (Ka. TKK DPD IMM Jawa Timur)

Editor: Mumtadz Zaid Bin Tsabit

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar