BREAKING NEWS

Dari IPM ke IMM: Saatnya Membuktikan, Bukan Berhenti


DPDIMMJATIM - Fenomena menarik tengah berkembang di kalangan mahasiswa yang berasal dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Setelah menamatkan masa kepelajarannya, sebagian di antara mereka memilih untuk tidak melanjutkan proses kaderisasi di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Alasannya beragam, namun sebagian berangkat dari pandangan bahwa nilai-nilai dasar Muhammadiyah sudah mereka pahami sejak di IPM. Maka, ketika berada di bangku kuliah, ada yang merasa proses di IMM tidak jauh berbeda dengan pengalaman sebelumnya.

Namun, benarkah pemahaman yang telah tertanam itu menjadi alasan untuk berhenti melangkah? Apakah cukup dengan memahami tanpa perlu lagi menguatkan peran di jenjang berikutnya? Atau justru di sinilah ruang baru untuk membuktikan kedewasaan berpikir dan keteguhan nilai kader Muhammadiyah?

Sesungguhnya, IPM dan IMM bukan dua ruang yang sama, melainkan dua tahap yang saling melengkapi. IPM menjadi fondasi pembentukan karakter dan ideologi kader pelajar, sementara IMM menjadi ruang pengujian tempat nilai itu diuji dalam dinamika intelektual dan sosial kampus.

Bagi kader yang telah melalui proses panjang di IPM, IMM seharusnya menjadi ruang pembuktian diri. Jika di IPM kader belajar mengenal Muhammadiyah, maka di IMM kader belajar menghidupkan nilai-nilai itu dalam gagasan dan tindakan nyata.

IMM bukan tempat mengulang, melainkan ruang untuk menguatkan, menguji sejauh mana nilai yang dulu ditanamkan benar-benar menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan dunia mahasiswa.

Anak muda hari ini, dengan segala potensi dan semangatnya, sering kali haus akan pengakuan. Namun validasi sejati tidak datang dari ucapan orang lain, melainkan dari bukti nyata, dari karya, sikap, dan konsistensi dalam berjuang.

Di sinilah seharusnya kader IPM yang melanjutkan ke IMM bisa menunjukkan perbedaannya. Bahwa mereka tidak hanya tahu tentang Muhammadiyah, tetapi mampu menghidupkan dan menularkan ruh perjuangan itu di ruang kampus.

Fenomena ini bukan untuk disalahkan, melainkan untuk direnungkan. Sebab setiap kader memiliki jalan dan waktunya sendiri dalam memahami makna perjuangan. Namun bagi mereka yang memilih melangkah, IMM bisa menjadi wadah penguatan diri, ruang untuk menegaskan kualitas, kedewasaan berpikir, dan keteguhan nilai Muhammadiyah di tengah masyarakat akademik.

Perjalanan dari IPM ke IMM bukan sekadar pergantian jenjang organisasi, melainkan kesinambungan perjuangan dalam satu napas dakwah yang sama. Kader sejati bukan yang berhenti karena merasa cukup, tetapi yang terus bergerak dan membuktikan dirinya di ruang yang lebih luas.

Karena dakwah tidak berhenti di pelajar, ia harus terus hidup di kampus, di ruang publik, dan di tengah masyarakat. Dan di tangan kader yang berani melanjutkan langkah, nilai-nilai Islam berkemajuan akan terus tumbuh, bergerak, dan memberi manfaat.***


Penulis: Haidar (PK IMM At-Tazkiyah UIN Syekh Wasil Kediri) 

Editor: Tsabit 


Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar